BREBES, KOMPAS.com - Menjelang bulan Ramadhan, masyarakat diimbau tidak panik dan tidak memborong bahan pangan dalam jumlah banyak. Pasalnya, ketersediaan pangan di pemerintah maupun pedagang masih mencukupi. Kepanikan memborong bahan pangan, justru bisa mempengaruhi kenaikan harga bahan pangan.
Kepala Kantor Ketahanan Pangan Kabupaten Brebes, Budhiarso Dwi Hartono mengatakan, dari pantauan pemerintah di pasar-pasar, ketersediaan bahan pangan pada pedagang masih mencukupi. "Selain itu, cadang an beras di pemerintah juga masih aman untuk tiga bulan ke depan. Raskin (beras miskin) juga masih tersalurkan," katanya.
Menurut dia, menjelang bulan Ramadhan, biasanya muncul efek psikologis di masyarakat untuk membeli bahan pangan dalam jumlah banyak. Kondisi itu biasanya mengakibatkan kenaikan harga bahan pangan.
Oleh karena itu, masyarakat diimbau tidak panik dan tidak perlu membeli bahan pangan dalam jumlah banyak. Pola belanja masyarakat diharapkan tetap seperti hari-hari biasa, yaitu cukup untuk persediaan pangan harian.
Sementara itu, mendekati awal bulan Ramadhan, harga sejumlah bahan kebutuhan pokok di Brebes kembali naik. Kenaikan antara lain terjadi pada telur, gula pasir, minyak goreng, dan sejumlah bumbu lainnya.
Sari (44), pedagang sembako di Desa Wangandalem, Kecamatan Brebes, Kabupaten Brebes mengatakan, kenaikan harga bahan pangan kembali terjadi dalam sepekan terakhir. Harga telur yang sebelumnya hanya Rp 12.500 per kilogram, saat ini mencapai Rp 14.500 per kilogram.
Harga gula pasir naik dari Rp 8.600 menjadi Rp 9.700 per kilogram, harga minyak goreng curah naik dari Rp 9.000 menjadi Rp 9.500 per kilogram, harga kemiri naik dari Rp 24.000 menjadi Rp 30.000 per kilogram, dan harga bawang putih naik dari Rp 18.000 menj adi Rp 20.000 per kilogram.
Selain itu, produk pabrikan, seperti terigu dan mie instan juga naik. Harga terigu naik dari Rp 109.000 menjadi Rp 112.000 per zak isi 25 kilogram, sedangkan harga mie instan naik sekitar Rp 2.000 per dus isi 40 bungkus.
0 komentar:
Post a Comment